Sabtu, 05 September 2009

Ketika Cinta Harus Memilih

Ketika Cinta Harus Memilih

Di ruang tercinta aku sendiri, hanya ditemani oleh komputer yang menyala dan gitar yang ada disudut ruangan. Buku-buku berceceran dimana-mana tak terurus. Kesunyian menyambutku mengiringi serpihan hatiku yang sedang gaduh.
Aku sendiri, merenung meratapi nestapa cintaku. Dihadapan komputer aku kepakkan jari-jariku. kedua mataku pun sudah memerah, karena sudah 3 jam aku bercengkrama dengan komputer. Menulis curahan hati yang sedang aku alami sekarang ini. Ditemani angin malam yang berhembus dingin, menusuk tulangku. Namun aku tetap hangat dengan bayangmu yang selalu dihati.
Sudah 2 bulan aku merasakan kedilemaan cinta. Aku butuh waktu untuk menghadapi semua ini. Dengan menjalani kisah bersamanya dan berbagi hati apa adanya aku jadi semakin sayang sama dia. Sebut saja suci. Gadis ini adalah kakak kelasku, dia semester 4 Jurusan Diksatrasia yang juga sama denganku, namun dia kelas NR (Non Reguler) atau dibilang kelas malam, sedangkan aku kelas Reguler atau kelas pagi. Dia adalah sosok wanita yang dibilang agresif dan super metal.
Pertama kali aku berjumpa dengannya pada saat interview LK Jurusan (Hima) yang pada saat itu diadakan di kampus di gedung A lantai 2. pertama ku berjumpa, perasaanku biasa saja, malahan aku aneh melihat tingkah dia yang dibilang tadi, yang agresif dan narsis. Disela-sela waktu istirahat aku dan teman-temanku ngobrol dengannya. Ternyata asik juga. Dia bilang dia anak Klasik di Untirta. Wah menarik juga nih kalau dijadikan bahan obrolan. Karena keinginanku masuk Untirta adalah bisa masuk di Organisasi Klasik (Keluarga Musik).
“Mbak, mbak beneran anak Klasik?” Tanya aku.
“iya, mbak anak Klasik. Emang kenapa?
“wah kebetulan, aku juga pengen masuk klasik. Kapan di buka pendaftarannya?”
“sekarang ini belum ada pendaftaran. Orang ketuanya aja kemana nggak tahu. Nggak terurus oraganisasi klasik di kampus. Tapi tahun kemaren mah nggak kaya gini. Mungkin lagi banyak problem kali di klasik. Ya, kamu tunggu aja!, mungkin akhir tahun ini.” Jelas dia.
“oh gitu yah!, aku ini emang pengen banget ikutan, karena aku hobi banget dengan musik”. Dengan muka semangat.
“owhhhh!!”
Percakapan disitu adalah percakapan pertama kali aku dengannya.
Selang beberapa hari. Interview sudah selesai, tinggal pengumuman siapa yang akan diterima di Hima Diksat ini. Dan Alhamdulillah dari 72 mahasiswa semuanya diterima. Iinterview cuma formalitas doang. Dengan diterimanya ke 72 mahasiswa itu, seminggu kemudian diadakan Rapat kerja untuk satu tahun ini. Kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan.
Dengan membagi seksi-seksi dulu tentunya. Dan aku terpilih masuk dibidang sastra. Dan ternyata kordinator di bidang sastra adalah suci. Kita berjumpa untuk yang kedua kalinya. Percakapan antara kita berdua pun semakin massif. Memang cinta nggak kemana.
Sejak itu aku sering sms-an sama dia. Awalnya cuma tanya-tanya bagaimana kerja di sub bidang sastra ini. Dia jelaskan semua. Ternyata orangnya memang asik dan merespon. Nyambung saja apa yang diomongin. Dari situ aku sedikit kenal dia.

Dua bulan setelah Raker Hima. Ada kegiatan Hajat Sastra. Kegiatan ini bagiku menakjubkan sekali, untuk pertama kalinya aku berkinerja di Hima. akupun dijadikan sebagai Sekretaris. Dan ketuanya pun adalah suci. Dia lagi-dia lagi. Kenapa harus selalu ada dia sih?. aneh. Sebenernya aku tidak mau. Tapi suci yang menunjukku untuk menjadi sekretarisnya. Dia memaksa. Ya sudahlah aku terima dengan berat hati. Karena aku belum pernah mejadi sekretaris sebelumnya, jadi aku masih takut.
Sejak itu pun, otomatis kedekatanku dengannya menjadi semakin tak terduga. Setiap hari bertemu. Setiap malam sms-an. Berawal dari sms-an kegiatan lama-lama sms-an tentang pribadi masing-masing. Kedekatanku disini mulai klimaks dengannya.
Berselang 2 minggu, kita sms-an udah mulai Honey-honeyan. Awalnya aku cuma iseng-iseng berhadiah saja panggil dia Honey. Tapi dia merespon juga dengan manggilku Honey juga. Jadilah kita Honey-honeyan. Walaupun diantara kita belum ada hati.
Aku jalani hari-hariku bersamanya. Dari sering ngetik bareng di PKM, makan bareng, bercanda bareng, sampai jalan bareng. Saat itu pula perasaanku mulai tumbuh dan berdetak kencang padanya.
Satu bulan aku memendam perasaan ini. Aku sudah tidak tahan lagi. Hati pun memaksa untuk mengungkapkan. Malam itu aku sms dia, aku curahkan isi hatiku padanya. Dengan kagetnya, dia tidak percaya kalau aku memendam rasa sama dia. Selama ini dia selalu memberiku perhatian. Aku semakin menjadi salah tingkah dan gugup kalau bertemu dengannya. Karena di sms perbincangannya kurang kondusif, aku pun mengajak dia ketemuan saja besok di kantin untuk memperjelas masalah ini.
Waktu di kantin dia jelaskan semuanya, kalau selama ini dia juga sebenarnya punya perasaan padaku tapi dia tak bisa menerima semua itu. Dia sudah punya cowok, ya baru empat hari ini sih katanya. Bukankah belakangan ini aku adalah lelaki yang lebih dekat denganmu? Tapi kok nerima orang lain?. Apa aku kurang buatmu?. Aku salah menilaimu.
Tapi ternyata dibalik semua itu ada hal lain yang membuat dia tidak bisa menerimaku.
“Honey, bukannya aku tidak mau tapi Ketua Hima, yaitu teh Nita, melarang aku terlalu dekat denganmu (apalagi sampai pacaran gitu). Tak tahu kenapa? Kata Teh Nita gini, “Ncep itu masih polos dan masih punya semangat yang tinggi Hima . Takutnya kalau sampai Ncep jadi sama kamu dia akan teracuni oleh sikapmu”. Aku nggak enak sama dia, kita harus menghargai dia. Kamu ngertikan? Tapi dengan keadaan seperti ini kamu nggak akan berubah kan sama aku?, kita masih bisa berbagi kan?”. kamu tetap honeynya aku apapun keadaannya”. Ungkap dia
“Ya sudahlah, kalau ini memang kendalanya aku juga mengerti. Mungkin semua ini adalah yang terbaik untukku. Mengenalmu saja itu sudah cukup walau hatiku berkata “aku ingin sekali memilikimu.” Dengan mukaku yang sedih dan seperti tak bisa menerima akan semua ini.
“kamu sabar yah honey!, dan ingat! walaupun aku ini milik orang lain tapi kamu adalah tetep honey aku”. tegas dia

Senyumanmu
Senyumanmu buat hatiku layu membeku
Keelokan parasmu indah tuk dipandang
Tak pernah bosan
Aku bahagia bisa mengenal sosok wanita seperti dirimu
Kau sungguh begitu Indah di mataku
Bayanganmu selalu mengikuti arah jalanku
Aku pun begitu semangat
Terasa kau seperti bidadari yang selalu menemaniku
Membuat hari ku yang gelap kelam menjadi cerah
Secerah hatimu ....


Malam itu aku masih di PKM. Sambil mengotak-ngatik ponselku, sambil menenunggu suci keluar dari jam kuliahnya. Aku be-te dan bosan. Sudah perutku yang semakin lapar dan keroncongan. Seakan dipukul-pukul oleh si Leher Beton.
Aku tak menyangka kalau malam ini adalah malam terburuk buatku. Hatiku hancur. Air mataku seakan membanjiri pipiku. Dunia seakan sepi. Waktu itu aku menunggu dia di luar PKM sambil main ponsel. Beberapa menit kemudian dia pun datang. Aku tak menyangka kedatangan dia bukan untukku. Dia menghampiri cowoknya yang ada dihadapanku. Aku tidak tahu kalau itu cowoknya.
Ya Tuhan. Pemandangan yang ini lebih sakit daripada di tolak dia. Aku melihat dia bermesraan dengannya. Bayangkan di depan mataku. Hancuuuuuuuur!!!
“Sebenarnya suci itu ngeliat aku apa nggak sih kalau aku ini ada dibelakang dia. Sengaja nyuekin aku apa emang nggak ngeliat.” Aku menggerutu sendiri dengan muka kesal dan cemburu buta.
Aku pun tak kuat menahannya. Langsung ku berbalik arah meninggalkan pemandangan yang tidak seharusnya ku lihat itu. Aku masuk ke dalam PKM dengan berdiam seribu bahasa.
“Lebih baik aku balik saja ke rumah daripada kaya gini di kampus”. Masih menggerutu saja aku dalam hati.
Aku bersiap siap-siap memakai sepatu mau pulang. Lalu Suci datang ke PKM dan menghampiriku.
“Honey, mau kemana?” tanya dia.
Terus dia nyambung lagi.
“Jangan balik dulu sih! ntar aja baliknya. Kita ngobrol dulu yuk diluar!” ajak dia.
Dengan hatiku yang masih trauma denga kejadian tadi. Aku diam tidak menjawab. aku hanya bisa mengangguk saja.
Aku pun ditarik keluar dan menemaninya hingga malam.
Waktu sudah menunjukkn jam 11 malam. Mataku sudah tak kuat lagi menahan rasa kantukku. Bingung mau bermalam dimana.
Pada saat itu di PKM masih ada ka Rizky.
“Cep, mau nginep dimana? Di kosan ka Rizky aja yuk” ajak ka Rizky.
Mataku udah lelah. Tanpa banyak bicara. kita langsung saja berangkat menuju ke kosan ka Rizky dengan naik motor. Jaraknya pun lumayan jauh dari kampus.
Sesampainya di kosan ka Rizky. Aku langsung mengambil posisi untuk tidur. Namun aku tak bisa tidur karena masih kepikiran kejadian yang tadi. Hatiku benar-benar sakit. baru kali ini aku merasakan sakit yang begitu hebatnya. Dengan rasa sakit yang menyesak didada, tak sadar air mataku membasahi pipiku. Malam itu aku juga sms-an sama suci dengan perasaan kesal. Akhirnya aku pun tertidur sendiri.

Matahari pagi mulai menunjukan senyumnya. menyapa bumi yang selalu di hiasinya aku pun bangun dari tidurku. Kejadian semalam masih membuatku sok. Pagi-pagi aku sudah menyantap lamunan.
“Cep, kamu kenapa? Pagi-pagi bengong gitu!” tanya ka Rizky.
“Oh, gak apa-apa kok.” Jawab aku dengan menutupi permasalahanku.
Diluar sudah terang. Aku pun keluar dari kosan. Sambil memainkan ponselku.
Aku be-te.
“Mendingan aku telepon si dedy aja ah. Lagi ngapain yah dia.”
Aku mencari Inisial D di ponselku.
Dapat!!!!! Tekan.
Tuuuut.....tuuuuut..........tuuuut! kreskkkk.........!!
“Assalamualaikum.”
“Walaikum salam.”
”Bro, apa kabar? Lagi dimana nih?”
“Alhamdulillah baik. Kamu sendiri gimana?
Sekarang aku lagi Bogor Cep. Lagi cari kerjaan. Di rumah mulu suntuk.”
Jelas Dedy.
“kabarku lagi gak enak nih bro. Sakit!!!”
“ah paling masalah cewek! Iyakan?
“dasar loe! Tau aja. Iyanih hatiku sedang hancur bro sekarang ini. Dan bla....bla...bla...bla.!!!
Aku tak tahu harus kemana aku mencari jalan keluar agar aku tidak terjebak dengan yang namanya sakit hati. Cukup sudah rasanya untuk kesekian kalinya aku patah hati. Aku harus bisa mencari obat penawarnya.
Obrolan tadi dengan Dedy. Aku mendapat solusi dari dia supaya aku tidak terbengkalai dengan rasa sakitku. Dia mengusulkan kalau aku harus mencari wanita lain sebagai obat penawar. Tapi sepertinya aku pikir-pikir dulu. Tak lama kemudian aku menyutujuinya. Apa salahnya sih dicoba.
Bersambung ...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih !